Sejuknya udara dan indahan alam bantimurung, tentunya jadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang telah menginjakan kakinya di lokasi wisata alam bantimurung.
Gemercik suara air yang jatuh dari bebatuan, dan keunikan cairan busa yang keluar dari dalam pori-pori batu dinding gua, dan mengeras mengumpal berbetuk runcing (stalaktit) yang ada di dalam dinding gua mimpi, serta beraneka ragam specis kupu-kupu, tentunya semakin membuat kita betah terus berada di bantimurung.
Wisata alam batimurung, adalah salah satu objek wisata yang ada di kabupaten Maros, yang selama ini jadi objek wisata andalan yang ada di provinsi Sulawesi Selatan.
Selain objek wisata bantimurung, di bumi Butta salewangang, atau dikenal dengan kabupaten Maros, juga terdapat beberapa lokasi objek wisata alam lainya, seperti gua-gua peninggalan bersejarah di lokasi wisata alam camba, yang memiliki panorama keindahan bebukitan, dimana banyak berkeliaran binatang sepeti monyet dan beraneka ragam burung yang setiap harinya dapat di jumpai di wilayah hutan.
Belum lagi keindahan alam lokasi objek wisata alam sumpang labbu", serta objek wisata bersejarah leang-leang, yang setiap harinya ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Banyaknya lokasi objek wisata alam yang ada di bantimurung, tentunya menjadi salah satu penunjang terbesar kas daerah tersebut, namun bukan saja sektor pariwisata yang menjadi andalan pemerintah daerah Maros.
Struktur tanah pegunungan yang mengandung unsur semen dan batu marmer yang ada di bumi Butta salewangang, tentunya juga menjadi andalan di sektor pertambangan, yang tentunya jadi pemasok kas APBD kabupaten Maros.
"Tau ugi ri butta salewangang"
Masyarakat Maros yang sebagian besar adalah tau ugi atau orang bugis, sangatlah menghargai adat dan menjujung tinggi tradisi budaya siri "malu", dimana mereke lebih mengutamakan persaudaraan.
Sebagian besar penduduk Maros, hidup dengan menggarap sawa (bertani), selebihnya menggarap kebun, tambak, wiraswasta, serta pegawai dikantor-kantor pemerintah, hal ini disebabkan hampir enam puluh persen dataran kabupaten maros, adalah daerah pertanian "sawa".
Keuletan masyarakat Maros, dalam bekerja dan membangun usaha, dapat dilihat dengan banyaknya orang maros yang sukses mendirikan usaha, baik didaerahnya sendiri, maupun di daerah perantauan.
Hampir semua daerah di bumi pertiwi ini, terdapat perantau orang maros, bahkan tidak sedikit dari tau marusu " orang maros", sukses dinegara luar menjadi tenaga kerja (TKI), seperti halnya di negara tetangga malaysia, dan arab saudi.
Walaupun orang Maros, sukses di daerah perantauan, namun tau marusu, tidak akan pernah melupakan daerah mereka, hal ini tentunya di karenakan, mereka telah menanamkan rasa keciantaanya terhadap daerah "butta salewangang".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar