Selasa, 06 Mei 2008

Tradisi yang hilang

Bencana alam yang menjenuhkan.
Banjir.. banjir dan banjir lagi.
yah... inilah kata yang terlontar dari mulut seorang warga desa lawewe, di kecamatanbaebunta.

Kata-kata pasrah ini, ternyata bukan hanya terlontar dari mulut seorang warga lawewe, namun juga keluar dari mulut warga lainya yang berdomisili di beberapa desa, di kecamatan baebunta, malangke dan kecamatan sabbang, di kabupaten luwu utara, provinsi
sulawesi selatan.

Menurut cerita warga yang masih tetap bertahan di desa lawewe, dulunya desa ini adalah desa yang dipadati ratusan kepala keluarga, yang hidup tentram dan memiliki tradisi budaya, yang hampir setiap tahunya dirayakan warga, saat musim panen tiba.

Seiring dengan datangnya bencana banjir bandang pada tahun 1983, dan telah menjadi sebuah kalender bencana tahunan, yang terus terjadi hingga kini, memaksa sebahagian besar warga memilih hengkang dari desa lawewe.

Hengkangnya sebagian besar warga lawewe, ternyata juga di ikuti dengan bergesernya tradisi dan budaya di desa tersebut, dimana warga yang memilih tetap bertahan tinggal di desa lawewe, tidak lagi dapat merayakan suatu prosesi adat atau pesta panen.

Hilangnya tradisi pesta panen ini, dikarenakan hampir setiap tahunya warga disibukan dengan bencana banjir luapan sungai rongkong, yang memaksa warga melupakan akan sebuah prosesi adat, yang dijadikan sebuah tradisi adat, yang bertujuan untuk lebih menyatukan sesama warga, baik warga lawewe, maupun dengan warga dari desa tetangga.

Selain sebagai media pemersatu, pesta panen yang telah terabaikan itu,juga adalah sebuah kegiatan adat yang digelar warga sebagai bentuk rasa syukur terhadap sang pencipta, atas limpahan reski yang mereka dapatkan.



Sungai rongkong
Rongkong. Adalah nama sebuah komunitas masyarakat adat yang tinggal di wilayah kabupaten luwu utara, sulawesi selatan.

Komunitas masyarakat adat rongkong, adalah salah satu komunitas masyarakat adat terbesar di wilayah tana luwu, dimana tau rongkong "orang rongkong" juga masuk dalam catatan toma kaka, atau masuk dalam strata garis keturunan raja-raja di tana luwu.

bersambung............